MEDAN – Langkah konkret untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Medan mulai dirancang. Anggota DPRD Kota Medan, Jusup Ginting Suka, secara resmi merekomendasikan kolaborasi strategis antara mahasiswa dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui sebuah Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Inisiatif ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah sekaligus mendorong inovasi dari generasi muda.
Rekomendasi tersebut mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Medan bersama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan, PKD Sumut, dan Klinik Reboisasi, kemarin.
Jusup menegaskan bahwa kolaborasi formal antara mahasiswa dan pemerintah kota ini bisa menjadi terobosan penting.
“Potensi mahasiswa dalam berinovasi dan pengabdian masyarakat sangat besar. Mari dukung dengan fasilitas dan kebijakan yang nyata,” ujarnya.
Ia bahkan menyayangkan adanya mesin pengelola sampah yang mangkrak selama tiga tahun. “Bayangkan jika mesin itu dihidupkan kembali dan dikelola oleh mahasiswa. Hasilnya pasti akan sangat bermanfaat bagi kota kita,” tambah Jusup.
Dorongan untuk inovasi pengelolaan sampah ini datang di saat yang tepat. Beberapa temuan data memperlihatkan betapa seriusnya tantangan yang dihadapi Medan:
· Kota Medan menghasilkan sekitar 1.700 ton sampah setiap harinya.
· Sebuah penelitian di Kecamatan Medan Helvetia membuktikan bahwa strategi intervensi berbasis komunitas seperti edukasi dan pendampingan dapat mengurangi sampah secara signifikan. Studi tersebut menunjukkan penurunan 40,22% untuk total sampah dan 51,86% untuk sampah plastik.
· Pemerintah Provinsi Sumut juga aktif mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) untuk wilayah Medan, yang menegaskan kebutuhan akan solusi pengolahan sampah yang lebih maju.
Rapat yang dipimpin oleh Paul Mei Simanjuntak, Ketua Komisi IV DPRD Medan ini, diharapkan tidak berhenti pada diskusi. Semua pihak berkomitmen untuk menindaklanjuti dengan aksi nyata dan kerja sama lintas sektor untuk membuat Medan lebih bersih dan berkelanjutan. (Rel)