Inflasi Sumut Tertinggi Nasional, Gubenur Bobby Gerak Cepat Launch 11 Strategi Darurat
MEDAN – Menyikapi inflasi Sumatera Utara yang mencatatkan angka 5,32% (yoy) pada September 2025 sebagai tertinggi se-Indonesia, Gubernur Sumut, Bobby Nasution, mengambil tindakan darurat.
Ia meluncurkan 11 Langkah Cepat untuk segera menstabilkan harga, khususnya sejumlah bahan pangan pokok yang menjadi penyumbang utama.
“Inflasi ini bukan sekadar angka statistik, tapi tekanan nyata yang langsung dirasakan kantong masyarakat. Langkah kita harus cepat dan tepat sasaran,” tegas Bobby usai mengikuti rapat koordinasi virtual dari Rumah Dinas Gubernur, kemarin.
11 Aksi Nyata Tekan Inflasi Sumut
Sebelas langkah darurat yang akan dijalankan dalam tiga bulan ke depan dirancang untuk langsung menyentuh lapangan. Langkah-langkah tersebut meliputi:
1. Bantuan Langsung: Pembagian gratis komoditas penyumbang inflasi seperti cabai dan bawang.
2. Paket Murah: Program bundling beras harga SPHP dengan cabai merah.
3. Percepat Bansos: Mempercepat penyaluran program bantuan pangan pemerintah.
4. Pasar Murah: Menggelar operasi pasar murah di berbagai lokasi.
5. Intervensi Rantai Pasok: Turun tangan dalam tataniaga untuk tekan biaya distribusi.
6. Razia Pasar: Inspeksi mendadak (sidak) untuk cegah penimbunan dan permainan harga.
7. Pantau Distribusi: Monitoring ketat kelancaran distribusi pangan.
8. Sinergi Daerah: Memperkuat kerja sama dengan daerah penghasil pangan.
9. Kerahkan BUMD: Menugaskan BUMD (PD AIJ, PT Dhirga Surya, PT PPSU) untuk kelola pasokan cabai, bawang, dan beras.
10. Antisipasi Kebutuhan: Menyiapkan stok untuk program Makanan Beragam dan Bergizi (MBG).
11. Toko Percontohan: Menetapkan toko pantau inflasi sebagai acuan harga.
Kesebelas langkah ini akan dijalankan dengan prinsip 4T: Tepat Lokasi, Tepat Komoditas, Tepat Sasaran, dan Tepat Waktu.
BUMD Dikerahkan, Ketahanan Pangan Diperkuat
Bobby menegaskan, strategi jangka panjang juga digenjot dengan memperkuat produksi pangan lokal dan memperbaiki rantai pasok dari hulu ke hilir. BUMD pangan akan didorong menjadi tulang punggung ekosistem pangan strategis.
“Dengan cara ini, kita ingin Sumut tidak lagi terlalu bergantung pada pasokan dari luar provinsi. Jika produksi dan distribusi di dalam daerah kuat, harga akan lebih terkendali,” jelas Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Poppy Marulita Hutagalung.
Koordinasi pun diperketat antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Bank Indonesia, BPS, Bulog, dan Satgas Pangan, untuk memastikan langkah-langkah ini berdampak maksimal dan langsung dirasakan masyarakat. (Rel)