Guncangan di Pemprov Sumut! Sejumlah Kepala Dinas Mundur, Ini Kata Pengamat

MEDAN – Gelombang pengunduran diri sejumlah Kepala Dinas di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara menyita perhatian. Pengamat menyoroti hal ini sebagai dampak langsung dari ‘ritme cepat’ yang diterapkan Gubernur Sumut, Bobby Nasution, untuk memacu pembangunan.

Akademisi UIN Sumut, Dr. Fakhrur Rozi, M.IKom, membenarkan hal ini. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Bobby yang dinamis, pelayanan publik dituntut maksimal.

“Itu sebenarnya hal normal. Hanya saja karena pejabat yang mundur merupakan pejabat lama dari gubernur sebelumnya, publik mengaitkannya dengan persoalan politik,” ujar Rozi, Kamis (23/10/2025).

Rozi menguraikan dua alasan utama di balik fenomena ini. Pertama ketidakmampuan mengikuti ritme kerja Gubernur yang super cepat dan kolaboratif. Dan kedua kesenjangan adaptasi digital, di mana tidak semua pejabat eselon mampu beradaptasi dengan tuntutan era digital.

Di sisi lain, politisi Partai Golkar, Zulchairi Pahlawan, menyebut pengunduran diri ini sebagai sebuah ‘keniscayaan’. “Yang tak bisa bekerja dan berkolaborasi dengan semua stakeholder, akan tergiling oleh meritokrasi itu sendiri,” tegas Zulchairi.

Namun, fenomena ini justru dinilai sebagai momentum bagi Gubsu. Tantangannya kini adalah mengisi posisi kosong tersebut dengan orang-orang yang selaras visi, tidak hanya bekerja di balik meja, tetapi juga mampu menjabarkan visi Bobby dan Presiden Prabowo untuk kesejahteraan rakyat.

Zulchairi juga menekankan pentingnya dukungan politik dari partai pengusung untuk memperlancar pembangunan. “Kolaborasi adalah kunci mewujudkan Sumut yang berkah dan berkemajuan,” tukasnya.

Kesimpulan
· Tuntutan kerja era Gubernur Bobby yang cepat dan kolaboratif diduga jadi pemicu mundurnya sejumlah Kadis.
· Pengamat menyebut ini hal normal dalam transisi kepemimpinan, meski kerap dibaca sebagai dinamika politik.
· Momentum bagi Pemprovsu untuk merekrut pemimpin baru yang lebih adaptif dan selaras visi. (FD)