Sering Disalahkan Padahal Tak Bersalah? Ini 5 Alasan Psikologis di Baliknya

MEDAN – Merasa kerap menjadi ‘kambing hitam’ dalam berbagai situasi, padahal Anda yakin tidak melakukan kesalahan? Fenomena menyalahkan orang lain yang tidak bersalah ternyata adalah pola perilaku yang umum dan didorong oleh berbagai faktor psikologis yang kompleks.

Bukan sekadar perasaan, seringkali tuduhan yang tidak berdasar ini datang dari orang terdekat, rekan kerja, atau bahkan atasan. Lantas, apa yang sebenarnya mendorong seseorang untuk melakukan hal tersebut?

Dr. Maya Sari, M.Psi., Psikolog Klinis yang berpraktik di kawasan Menteng, Jakarta, memaparkan analisisnya. Menurutnya, perilaku menyalahkan orang lain seringkali lebih mencerminkan keadaan internal pelaku daripada kesalahan sang korban.

Berikut 5 alasan utama menurut ahli:
1. Pelampiasan Emosi (Cuma Buang Emosi). “Saat seseorang dilanda emosi negatif yang kuat seperti marah, stres, atau frustasi, mereka membutuhkan saluran untuk meluapkannya,” jelas Dr. Maya.

“Mencari ‘kambing hitam’ adalah mekanisme pertahanan diri yang primitif untuk mengurangi ketegangan dalam dirinya sendiri, sekalipun targetnya salah,” ungkap Maya.

2. Menghindari Tanggung Jawab (Gak Mau Tanggung Jawab)
Dr. Maya menambahkan, mengakui kesalahan membutuhkan mentalitas yang kuat dan kedewasaan.

“Bagi sebagian orang, rasa malu dan takut akan konsekuensi membuatnya memilih jalur yang lebih mudah: menyalahkan orang lain. Ini adalah bentuk proyeksi untuk melindungi ego mereka,” katanya lagi.

3. Kurang Mengerti Situasi (Salah Paham Doang)
Konflik seringkali muncul dari informasi yang tidak lengkap. “Orang mungkin langsung menyimpulkan berdasarkan sudut pandangnya yang terbatas, tanpa berusaha memahami konteks seutuhnya atau mendengar sisi cerita Anda. Ini bukan selalu karena jahat, bisa jadi karena kemampuan komunikasi yang kurang,” ujar Dr. Maya.

4. Rasa Iri atau Tidak Suka (Iri Hati Aja)
“Prasangka negatif dan rasa tidak suka dapat mengaburkan penilaian seseorang,” tegasnya.

Ketika ada perasaan iri atau dendam, kesalahan sekecil apapun akan dibesar-besarkan dan diarahkan kepada Anda. Mereka sedang berusaha meruntuhkan Anda untuk alasan yang berasal dari dalam dirinya sendiri.

5. Kebiasaan atau Pola Perilaku (Emang Hobinya Nyalahin)
“Pada akhirnya, bagi beberapa orang, ini sudah menjadi pola perilaku yang mengakar. Mereka terbiasa berada dalam posisi ‘benar sendiri’ dan melihat menyalahkan orang lain sebagai cara untuk mempertahankan citra kuasa dan tidak terlihat lemah,” tutup Dr. Maya.

Menghadapi situasi seperti ini, Dr. Maya menyarankan untuk tidak langsung bereaksi emosional.

“Cobalah untuk berdialog secara asertif untuk klarifikasi. Namun, jika pola ini terus berulang dan toksik, jangan ragu untuk menetapkan batasan yang jelas (boundary) untuk melindungi kesehatan mental Anda,” tuturnya. (Red)

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com