700 Tahun Misteri Black Death, Ilmuwan Ungkap Fakta di Balik Wabah Paling Mematikan dalam Sejarah
LONDON – Dunia pernah berhenti bernapas. Pada pertengahan abad ke-14, sebuah malapetaka menyebar dengan kecepatan yang mengerikan, meluluhlantakkan peradaban dan memusnahkan lebih dari 200 juta jiwa—sekitar sepertiga populasi Eropa kala itu.
Inilah Black Death atau Wabah Pes Hitam, sebuah tragedi kolosal yang meninggalkan jejak misteri hingga berabad-abad kemudian.
Jalanan kota-kota besar seperti London dan Paris menjadi sunyi, dipenuhi oleh mayat yang bergelimpangan. Yang lebih mencengangkan, penyebarannya dianggap begitu mistis; melalui udara, kutu tikus, atau bahkan angin malam. Banyak masyarakat zaman itu yakin, ini adalah azab ilahi, hukuman dari langit bagi manusia yang penuh dosa.
Namun, fenomena aneh turut mewarnai tragedi ini. Beberapa komunitas dan daerah tertentu, seperti sebagian desa di Polandia, seolah-olah “terlindungi oleh kekuatan tak terlihat” dan hampir tidak tersentuh wabah. Keberadaan mereka menjadi teka-teki yang membingungkan para ahli selama ratusan tahun.
Lantas, Benarkah Ada Kekuatan Gaib di Balik Wabah Ini?
Prof. Dr. Amanda Richardson, seorang Sejarawan Medis dari University of Cambridge, dengan tegas menyatakan bahwa Wabah Pes Hitam adalah peristiwa medis murni.
“Yersinia pestis adalah bakteri yang bertanggung jawab. Ia dibawa oleh kutu pada tikus hitam yang menyebar seiring mobilitas manusia melalui perdagangan, seperti melalui Jalur Sutra,” jelas Prof. Richardson.
Keyakinan bahwa ini adalah kutukan atau hukuman Tuhan adalah respons psikologis yang wajar dari masyarakat yang tidak memiliki pemahaman mikrobiologi untuk menjelaskan kengerian yang mereka alami.
Mengapa Ada Daerah yang “Kebal”?
Pendapat senada diungkapkan oleh Dr. Antonius Wijaya, Pakar Genetika Populasi dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Menurutnya, “kekebalan” suatu daerah bukanlah karena perlindungan gaib, melainkan kombinasi faktor lingkungan dan genetik.
“Riset genetika terbaru menunjukkan, populasi di daerah yang sedikit terdampak seperti beberapa wilayah di Eropa Timur, memiliki variasi genetik tertentu pada sistem imun mereka, kemungkinan akibat paparan wabah-wabah minor sebelumnya. Faktor karantina alamiah, geografis yang terisolasi, dan kebersihan juga berperan besar,” papar Dr. Antonius.
Ia menambahkan apa yang dulu dianggap ‘kekuatan tak terlihat’ kini dapat kita jelaskan dengan sains. Yang misterius bukanlah hal gaibnya, melainkan kompleksitas interaksi antara manusia, patogen dan lingkungan.
Meskipun sains telah memberikan penjelasan yang masuk akal, aura misteri Wabah Pes Hitam tetap membayangi. Peristiwa ini menjadi pengingat kelam tentang betapa rentannya peradaban manusia dan bagaimana ketakutan akan hal yang tidak diketahui dapat melahirkan legenda yang bertahan selama berabad-abad. (Red)