MEDAN – Lemak hati (fatty liver) dan GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah dua kondisi yang sering disalahartikan karena gejalanya terkadang mirip, seperti rasa tidak nyaman di area perut. Meski begitu, keduanya merupakan penyakit yang berbeda dengan penyebab dan dampak yang unik.
1. Lemak Hati
Lemak hati adalah kondisi di mana terjadi penumpukan lemak berlebih di hati. Penyebab utamanya meliputi konsumsi alkohol berlebihan (pada fatty liver alkoholik) atau pola makan tinggi lemak dan gula (pada non-alkoholik).
Gejala lemak hati sering tidak terlihat pada tahap awal, tetapi dapat berkembang menjadi kelelahan, nyeri di perut kanan atas, hingga peradangan hati (steatohepatitis). Jika tidak ditangani, kondisi ini berisiko berkembang menjadi sirosis atau kerusakan hati permanen.
2. GERD
GERD adalah gangguan pencernaan yang terjadi akibat asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn), regurgitasi, dan kesulitan menelan. Penyebabnya meliputi kelemahan katup lambung, pola makan tidak sehat, stres, dan obesitas. GERD yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti radang kerongkongan atau bahkan Barrett’s esophagus.
Perbedaan Utama
Lokasi: Lemak hati berfokus pada organ hati, sedangkan GERD memengaruhi lambung dan kerongkongan.
Penyebab: Lemak hati lebih terkait dengan metabolisme dan gaya hidup, sementara GERD sering disebabkan oleh gangguan katup lambung.
Gejala: Lemak hati cenderung tanpa gejala awal, sedangkan GERD menunjukkan gejala langsung seperti heartburn dan rasa asam di mulut.
Meski keduanya dapat dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup, pengobatan serta pencegahannya berbeda. Lemak hati membutuhkan pola makan sehat, olahraga, dan pengelolaan berat badan, sementara GERD perlu penyesuaian pola makan, penghindaran makanan pemicu, dan pengobatan untuk menurunkan asam lambung.
Memahami perbedaan ini penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter.(RZ)