Kongo Gumi: Kisah Perusahaan 1.400 Tahun Lalu, Hidup Sezaman dengan Nabi Muhammad SAW
SIMAK sejarah Kongo Gumi, perusahaan tertua dunia yang lahir sezaman dengan era Nabi Muhammad SAW. Temukan rahasia bertahan 14 abad melalui inovasi dan tradisi.
Kongo Gumi: Jejak Perusahaan 1.447 Tahun yang Bertahan Sejak Masa Kecil Nabi Muhammad SAW
Kongo Gumi Co, Ltd. tercatat sebagai perusahaan tertua di dunia yang masih eksis hingga kini. Berdiri pada 578 Masehi, usianya bahkan melampaui berdirinya kerajaan-kerajaan legendaris, peradaban Maya, hingga kisah hidup Nabi Muhammad SAW.
Fakta uniknya, perusahaan konstruksi Jepang ini memulai bisnisnya saat Rasulullah masih berusia 7-8 tahun, menjadikannya saksi bisu perjalanan sejarah Islam dari masa kenabian hingga penyebaran global.
Kongo Gumi & Nabi Muhammad SAW: Jejak Sejarah yang Bersinggungan
Menurut catatan Kementerian Agama, Nabi Muhammad SAW lahir pada 571 Masehi di Makkah.
Artinya, ketika Kongo Gumi didirikan oleh Shōtoku Taishi—pangeran Jepang—pada 578 M, calon pemimpin spiritual umat Islam tersebut masih anak-anak. Perusahaan ini terus bertahan seiring Rasulullah menerima wahyu, hijrah ke Madinah, hingga wafat di tahun 632 M.
Selama 1.447 tahun, Kongo Gumi tidak hanya menyaksikan perkembangan Islam, tetapi juga gemuruh Perang Dunia, Restorasi Meiji, hingga kemunculan raksasa teknologi seperti Google.
Fakta Menarik Kongo Gumi: Dari Kuil Buddha hingga Kepemimpinan Perempuan
Sebagai spesialis konstruksi kuil Buddha, Kongo Gumi membangun landmark seperti Hōryū-ji (607 M) dan Koyasan (816 M). Namun, jalan panjangnya tak lepas dari tantangan:

1. Krisis Kepemimpinan & Tradisi yang Diubah
– Di era 1934, Yoshie Kongo—janda pemimpin ke-37—menjadi wanita pertama yang memimpin perusahaan setelah suaminya bunuh diri akibat tekanan finansial.
Ia merevolusi manajemen dengan memisahkan peran tukang dan manajer, serta menyelamatkan bisnis dengan memproduksi peti mati kayu selama Perang Dunia II.
2. Inovasi di Tengah Bencana & Perang
– Kongo Gumi selamat dari gempa bumi, kebakaran, hingga invasi Mongol berkat adaptasi material seperti baja dan batu bata. Namun, di era ekonomi bubble Jepang (1990-an), ekspansi properti berlebihan membuatnya kolaps dan diakuisisi Takamatsu Construction Group pada 2006.
3. Warisan yang Masih Hidup
– Meski kini menjadi anak perusahaan, Kongo Gumi tetap menjaga tradisi dengan membangun kuil dan merestorasi situs bersejarah di Osaka.
Kongo Gumi vs Perusahaan Modern: Pelajaran Abadi dari 14 Abad
Apa kunci bertahan perusahaan yang seumuran dengan era Nabi Muhammad SAW ini?
– Prioritas pada Keluarga & Regenerasi
Selama 1.400 tahun, kepemimpinan dipegang 40 generasi keluarga Kongo, dengan sistem magang ketat untuk ahli waris.
– Fleksibilitas Tanpa Menghilangkan Identitas
Meski fokus pada kuil, Kongo Gumi pernah beralih ke peti mati kayu dan properti saat krisis.
– Merangkul Teknologi Tanpa Melupakan Tradisi
Di era Meiji, mereka mengadopsi teknik Barat tanpa meninggalkan metode kayu tradisional.
Penutup
Kongo Gumi adalah bukti bahwa bisnis bisa abadi jika memadukan loyalitas pada nilai inti dengan keberanian beradaptasi.
Kisahnya menginspirasi: di dunia yang berubah cepat, akar tradisi dan inovasi adalah kunci survival—prinsip yang relevan sejak masa Nabi Muhammad SAW hingga era digital. (cnbc)