Gebrak Medan! Polisi & Muhammadiyah Bentuk ‘Pasukan Khusus’ Rakyat Lawan Begal & Narkoba
MEDAN – Bukan sekadar silaturahmi biasa. Pertemuan antara pucuk pimpinan Polrestabes Medan, Kombes Pol. Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, dengan seluruh jajaran Muhammadiyah Kota Medan pada Selasa (4/11/2025) sore, berubah menjadi “ruang komando” bersama untuk menyusun strategi mengamankan kota.
Bayangkan kekuatan gabungannya: Jaringan Muhammadiyah dengan 138 rantingnya yang menyebar bak sarang laba-laba di seluruh Medan, bersinergi dengan otoritas dan teknologi kepolisian. Inilah formula baru yang diusung Kapolrestabes baru untuk menciptakan efek jera bagi pelaku kejahatan.
“Kami adalah Mata dan Telinga Polisi di Lapangan”
Ketua PD Muhammadiyah Kota Medan, Maulana Siregar, dengan tegas menyatakan kesiapan organisasinya menjadi mitra pro-aktif.
“Dengan ratusan sekolah, kampus, amal usaha, dan anggota kami di setiap sudut kota, kami adalah mata dan telinga Polrestabes,” ujarnya di hadapan ratusan pimpinan Muhammadiyah.
Permintaan masyarakat lewat mulut Muhammadiyah pun jelas: Begal, rayap besi, dan narkoba harus jadi target utama. Mereka tidak ingin lagi hidup dalam ketakutan.
Strategi 26 Hari Kapolrestabes Jean: Dari Penerangan Gelap hingga Steling Burger
Dengan energi tinggi, Kapolrestabes Jean Calvijn Simanjuntak yang baru 26 hari menjabat langsung memaparkan peta pertempurannya.
Kata Calvijn, operasi penerangan. Lampu jalan di titik rawan sedang kami kejar! Lampu sudah siap, tinggal tiangnya,” janjinya. Kegelapan adalah sahabat begal, dan ia bertekad menghalaunya.
Kemudian, mata-mata elektronik. 4.000 CCTV akan menjadi “mata” yang tak pernah berkedip, mempercepat proses kasus dan revolusi mental aparat
“Saya tegaskan, kita adalah pelayan masyarakat, bukan yang dilayani!” serunya. Ia bahkan membahas kasus pencurian steling burger yang viral sebagai contoh: “Jangan anggap remeh, lihat dampak sosialnya yang membuat resah!”
Keluhan Warga Langsung Disambit ke Kapolrestabes
Sesi tanya jawab berubah menjadi adu cepat warga menyampaikan keluh kesah langsung ke nomor satu di Polrestabes Medan. Mulai dari rasio polisi-warga yang timpang, hingga biaya SIM yang dinilai menguras kantong.
Tanggapan Kapolrestabes? Jelas dan blak-blakan. “Kami tidak bisa bekerja sendirian! Keterbatasan personel itu nyata. Karena itu, kekuatan Anda semua sangat kami butuhkan,” tukasnya. Ia pun berjanji akan meninjau ulang persoalan biaya SIM.
Pertemuan ini menandai babak baru: Polisi tidak lagi sendiri. Dengan menggandeng kekuatan massa Muhammadiyah, tercipta sebuah “Pasukan Khusus” gabungan yang siap menciptakan Medan yang lebih aman untuk semua. (FD)