JAKARTA – Sejak “diturunkan pangkatnya” dari planet menjadi planet kerdil pada 2006, Pluto terus memicu perdebatan sengit. Tapi tahukah Anda, di balik kontroversinya, Pluto justru menyimpan keunikan yang tak dimiliki planet lain?
Pluto: Si Kecil yang Pernah Dianggap Planet Kesembilan
Ditemukan pada 1930 oleh Clyde Tombaugh, Pluto awalnya diyakini sebagai planet besar yang memengaruhi orbit Uranus. Namun, ternyata ia jauh lebih kecil dari perkiraan—bahkan lebih kecil dari Bulan Bumi!  
Di tahun 1990-an, para astronom menemukan fakta mengejutkan: Pluto bukanlah satu-satunya objek besar di wilayahnya. Ia berada di Sabuk Kuiper, kawasan penuh batuan es yang mirip dengannya. Temuan ini memicu pertanyaan: Benarkah Pluto pantas disebut planet?
Keputusan Kontroversial 2006: Mengapa Pluto “Dihapus” dari Daftar Planet?
Pada 2006, International Astronomical Union (IAU) menetapkan tiga syarat sebuah benda langit disebut planet:
1. Mengorbit Matahari
2. Berbentuk bulat (karena gravitasinya sendiri)
3. “Membersihkan” orbitnya dari objek lain  
Pluto gagal di kriteria ketiga karena orbitnya masih dipenuhi benda-benda Sabuk Kuiper. Akibatnya, statusnya diturunkan menjadi planet katai—bersama Ceres dan Eris.
Para Ilmuwan Protes! Apa yang Salah dengan Keputusan Ini?
– “Definisi IAU tidak lengkap!” — Kritik dari Jean-Luc Margot (UCLA) karena tak memasukkan eksoplanet.
– “Bahkan Mars pun belum sepenuhnya membersihkan orbitnya!” — Argumen yang menunjukkan ketidakjelasan aturan.
– “Ini keputusan sepihak!”** — Philip Metzger, ilmuwan misi New Horizons NASA, menilai IAU tak melibatkan cukup banyak ahli.  
Tak hanya ilmuwan, publik juga kecewa. Pluto telah menjadi bagian budaya populer selama puluhan tahun—siapa yang tak ingat slogan “My Very Educated Mother Just Served Us Nine Pizzas” untuk mengingat urutan planet?
Fakta Mengejutkan: Pluto Lebih Unik dari yang Kita Kira!
Meski statusnya direndahkan, Pluto ternyata lebih eksotis daripada planet-planet lain:
– Memiliki “hati” raksasa dari nitrogen beku (dikenal sebagai Tombaugh Regio).
– Gunung es setinggi 3.500 meter—lebih tinggi dari Pegunungan Rocky!
– Diduga punya lautan bawah permukaan yang bisa mendukung kehidupan mikroba.
– Atmosfer yang mengembang dan menyusut secara dramatis. 
Kesimpulan: Pluto Tetap Spesial, Apa pun Namanya!
“Pluto tidak berubah hanya karena labelnya,” kata Alan Stern, pemimpin misi New Horizons. “Ia tetap dunia yang menakjubkan.”  
Jadi, meski tak lagi disebut planet, Pluto tetap **salah satu objek paling menarik di tata surya**. Dan siapa tahu? Suatu hari nanti, definisi planet mungkin direvisi lagi, dan Pluto kembali ke status lamanya. (Kompas.com)
 
			